materi pelajaran filsafat, cara blogger menghasilkan uang, seo blog, google adsense, blog gratisan, download ebook gratis, materi pelajaran EPISTEMOLOGI ISLAM - Filocopy.id

EPISTEMOLOGI ISLAM

EPISTEMOLOGI ISLAM

Ilustrasi model pengajaran di dalam Islam

Hampir semua agama-agama yang mempunyai kitab suci, mesti ada kesamaan dalam pola pikir dan permasalahan-masalahnnya. Mulai dari perbedaan aliran, pendapat, dan lain sebagainya.

"Terorisme adalah mood of thought."

Dalam Islam, ‘tahu’ ada hirarkinya. Muktazilah punya dua cabang ‘politik’ dan ‘intelektual’. Dan yang berkembang dari cabang intelektual. Fenomena ini yang mendasari kehancuran sunny di Irak.

Menurut Qadhy abdul Jabar (Tokoh Muktazilah) Tentang Tahu, yaitu:

Jahl
Tidak paham hakekat yang diketahui. Sebenarnya tidak tahu. Tahu  level pertama. Jahl menurut Al-ghozali: ‘Tidak tahu tapi merasa tahu’.

Taqlid
Tidak tahu tapi dia tahu kalau dia tidak tahu. Maka sebagai jalan keluarnya dia mengikuti sesuatu atau orang lain. Taqlid merupakan tahu level kedua. Karena untuk tahu kepada siapa yang pantas untuk diikuti juga membutuhkan pemahaman tersendiri.

Bukan Taqlid buta. Taklid itu natural. Seperti resep dokter dan sebagainya. Sains berkembang juga karena taklid. Karena mengikuti hasil penelitian sebelumnya.

Zann (Prasangka)
Belum sampai ke ilmu. Dalam kaitannya dengan agama terkait dengan Ittiba’ yang kemudian menjurus kepada taklid tapi dia mengetahui sebagaian dasar dari yang diikuti. 

Zann merupakan tahu level ketiga. Pengetahuan tanpa data konkrit, misalnya dengan mendengarkan musik akan membuat jiwa menjadi lembut, dll.

Di dalam Quran sudah dikatakan bahwa: ‘Inna ba’dho Dhonni Ismun’. Di dalam bahasa Ibnu taimun sebagian Zann itu gosip. Zann untuk orang itu Ghibbah.

‘Ilm (Makrifah)
Dalam bahasa arab baru, pengetahuan bukan sains. Cirinya makrifah ada 2, yaitu:

1. Ada bukti objektifnya. ‘Ala Ma Huwa Bihi. Korespondensi. kesesuaian antara preposisi dan kenyataannya.

2. Aspek Sukun al nafs. Tenangnya jiwa. Kriteria subjektif, bukan jangan-jangan, masih mengejar-ngejar dan lain sebagainya.

Antara Zann dan Makrifat beda tipis. Kadang-kadang bisa keliru. 

Sumber-Sumber Pengetahuan di dalam Epistemologi Islam

Di barat (Eropa), asumsi-asumsinya cenderung positivistik. Percaya pada realitas empiris dan memakai analitis rasional. Dan tidak terlalu konsen dengan Metafisik.  Maksusat dan Makkulat. Menurut barat, aspek metafisik adalah Meaningless, pasti—tidak—pasti. Artinya Spekulasi. 

Coopel mengkritiknya “walaupun meaningless tapi pasti secara fungsional pasti ada gunanya”. Demikian halnya dengan agama.

Selain realitas dan akal, di dalam islam juga menambahkan Khabar yang dianggap otoritas (Kaitannya dengan Nash). Dalam khabar yang dipercaya ada 3 jenis:

a. Mau gak mau harus percaya, lewat manusia, cirinya:

1. Orang yang mengasih tahu yakin, pasti, melihat sendiri, dll. Otoritatif. Punya pengetahuan langsung.

2. Jika yang meriwayatkan lebih dari 4 orang.

3. Ada bukti nyata. Ada data empiris. Korespondensi. Tidak perlu dilihat pembawanya.

b. Lewat referensi. Istidlal. Cara berfikir inferensial.

Sebuah pernyataan yang sumbernya diyakini benar. Misalkan Quran dan hadits. Atau dinyatakan oleh ahlinya. Atau ada bukti konstekstual.

c. Khabar Wahid. hadits Ahad. Orang ke orang. 

3 Metode Pengetahuan di Dalam Epistemologi Islam

1. Bayani : Ilmu2 tentang bayan. Membahas yang berhubungan tentang Teks. Karena sumber otoritatif dasarnya adalah teks.

2. Irfani  : Intuitif. Pengalaman langsung. Namanya Ilmu Khudluri (sifatnya pengalaman langsung, hadir di dalam dirimu). Know How.

3. Burhani: Memakai akal, rasio, analisis, konsep. Namanya Ilmu Khushuli (sifatnya deskriptif). Know That.

Wahyu kauniyah: Irfani dan Burhani. Wahyu Qouliyah: Bayani

1. Bayani
Bayani adalah nalar paling dasar dalam islam. Sumbernya:

a. Teks, Nash, Wahyu. Nalarnya grafis. Cara mengujinya dengan cara inferensial. Dicek referensinya.  Otoritas teks.

      b. Khabar. Ijma’, yaitu toritas person.
Metodenya: ijtihadiyah, istidlaliyah, istinbatiyah, istintajiyah, dll.

Ijtihadiyah 

Mengambil prinsip Nash kemudian mengeluarkan ide baru. Polanya kreatif. Islam mandek karena pintu ijtihad ditutup. Ijtihad jika benar pahala dua, jika salah pahalanya satu.

Istinbath 

Setia dengan bunyi teks kemudian dicari derivasinya. Misalkan tentang adil dalam memperistri empat. Merumuskan norma, hukum berdasarkan teks. Banyak ayat quran secara simbolik.

Istintajiyah

Merupakan metode Deduksi, yaitu menarik kesimpulan dari bunyi teks. Misalkan ayat hargailah orang tuamu. Hargailah orang lain. Pertimbangan culture, dan lain sebagainya.

Istidlaliyah

Merupakan metode Induksi, yaitu mmbuat abstraksi dari teks khusus, dari hidup sehari-hari kemudian dicarikan ayatnya.


   c. Qiyas (Qiyas Ghaib ‘ala Syahid), yaitu metode Analogi. Ada kedekatan jenis, dan lain sebagainya. Misalnya Khammr. Kebanyakan dalam agama adalah ghoib. Metafisika. Eskatologi membutuhkan media pemahaman.  Menggunakan yang kelihatan (Syahid) untuk memahami yang ghoib.

Fungsi dan peran Akal dalam bayani.

1. Sebagai pengekang/ pengatur hawa nafsu. Biar tidak memanipulasi ataupun memperkosa ayat untuk kepentingan sendiri maupun golongan.

2. Justifikasi. Akal menyetujui ayat. Contoh mencuri, dll.

3. Repetitif.

4. Taqlidi.

5. Penguatan kebenaran (otoritas teks). Munculnya ilmu kalam.


2. Irfani

a. Experince. Intuitif.

b. Al-Ru’yah al-Mubasyirah. Dalam tasawuf. Ilmu yang diberikan langsung oleh Allah. Laduni, dll.

c. Direct Experience. Ilmu Hudluri. Kaitannya dengan rasa.

Metode Irfani:

a. Al-Dzauqiyah (al-tarjih al bathiniyah)

b. Al-Riyadlah. Latihan. Uzlah, dll.

c. Mujahadah

d. al-kasyfiyyah. Terbuka mata bathin.

e. al-Isyroqiyah.

f. al-laduniyah

g. penghayatan bathin. Tasawuf.

Fungsi dan peran akal dalam irfani

Partisipatif. Al-hads Wa al-wijdan bila washithoh; bila hijab. Seperti ember yang siap menerima pengetahuan. Tipe Argumennya: ‘atifiyyah – wijdaniyyah Spirituality (esoteric).

Sumber Burhani

Realitas/ Al-Waqi’ (alam, sosial, Human). Ilmu Hushuli. Ilmu di sekolahan. Sifatnya deskriptif. Tidak ada jaminan akan berpengaruh di dalam hidup yang nyata. Relevan dan tidak.

Metode dan prosedur burhani:

a. Abstraksi, yaitu berpikir Konseptual. Naik dari fakta menuju konsep. Pembacaan simbol. Emmanuel Kant pernah membahasanya dalam cerita Bola.

b. bahtsiyah, yaitu Diskursif (berpikir rasional).

c. tahliliyah, yaitu metode Analistis.

d. Naqdiyah (al-muhkamah al- aqliyah), yaitu metode Kritis.

Fungsi dan peran akal Burhani:

Heuristik – analitik – kritis yang puncaknya adalah membuat konsep baru, membuat  argumen, mengkritisi. idraku al- sabab wa al- musabbab. Sebab—akibat. Percaya kausalitas.

David hume tidak percaya sebab-akibat. Ia menerangkannya dalam sebuah Cerita benjolan dan pukulan.

Menurut Ghozali: sebab-akibat itu tidak pasti. Ada intervensi Allah.

Tipe Argumen Burhani, yaitu Demonstratif (Eksploratif, yaitu penjelajahan objek, verifikatif yaitu pembuktian benar dan salah, Eksplanatif, yaitu penjelasan apa adanya). Rasional—empiris.

Pendapat Henry Backon tenntang Intuisi, "Continuity and change. Tidak ada keorisinalitasan dalam ilmuan."

Islam mengambil realismenya Aristoteles. Melalui helenismenya Alexander the great.


EmoticonEmoticon

Menu Navigasi Utama

Formulir Kontak