Antara Guru dan Perlakuan Kepada Siswa.
Sekarang ini sudah marak tersebar di media massa tentang kekerasan yang dilakukan oleh guru kepada muridnya, atau sebaliknya. Tapi pada kesempatan ini saya akan membahas yang pertama disebutkan di atas, yaitu kekerasan yang dilakukan oleh guru kepada muridnya.
Sebelum membahas itu semua saya mengajak pembaca untuk memahami dulu apa itu makna 'kekerasan'. Apakah itu kekerasan?
Apakah sama yang dimaksud dengan kekejaman?
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kekerasan disebutkan sebagai berikut: kekerasan/ke·ke·ras·an/ n 1 perihal (yang bersifat, berciri) keras; 2 perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain; 3 paksaan;
Sedangkan kekejaman, artinya disebutkan sebagai berikut: kekejaman/ke·ke·jam·an/ n perihal (perbuatan, sifat) yang kejam; kebengisan.
Lantas yang banyak diberitakan di banyak media massa itu 'kekerasan' atau 'kekejaman'?
Di dalam dunia mengajar tentu dibutuhkan sebuah metode di mana guru memang harus menggunakan kekerasan. Keras bukan berarti kejam. Ini yang harus diperhatikan. Guru sebagai orang tua di dalam kelas harus tahu bagaimana mendidik anak-anaknya. Ketika di dalam kelas seorang gurulah yang benar-benar mengenal karakter setiap individu murid-muridnya. Setiap individu harus diperlakukan dengan metode yang berbeda-beda. Tujuannya adalah satu, untuk kebaikan murid itu sendiri. Guru harus jeli, kapan harus menggunakan kekerasan atau hanya sekedar memberi tugas kepada murid yang tidak menaati perintah.
Ketika di dalam kelas memang terkadang perlu untuk melakukan kekerasan kepada siswa yang bandel. Ada murid yang bisa dihukum dengan metode yang lunak, tetapi ada juga yang memang harus memakai kekerasan, seperti membentak, memegang tangan, atau yang lainnya. Lakukanlah dengan hati-hati dan sesuaikan dengan kondisi murid tersebut. Kekerasan hanya sebagai shock therapy, jangan terus-terusan dilakukan nanti malah semakin membuat siswa menjadi buruk peringainya.
Kemudian carilah formula-formula untuk menghukum siswa. Mulai dari menghafal rumus, membuat essay, atau membuat sebuah bagan tentang sebuah materi. Amati setiap perubahan tingkah laku tiap individu siswa di dalam kelas.
Metode hukuman harus dilakukan secara berkelanjutan. Guru harus membuat catatan-catatan perbaikan.
Source Image: optidaily.com
Sekarang ini sudah marak tersebar di media massa tentang kekerasan yang dilakukan oleh guru kepada muridnya, atau sebaliknya. Tapi pada kesempatan ini saya akan membahas yang pertama disebutkan di atas, yaitu kekerasan yang dilakukan oleh guru kepada muridnya.
Sebelum membahas itu semua saya mengajak pembaca untuk memahami dulu apa itu makna 'kekerasan'. Apakah itu kekerasan?
Apakah sama yang dimaksud dengan kekejaman?
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kekerasan disebutkan sebagai berikut: kekerasan/ke·ke·ras·an/ n 1 perihal (yang bersifat, berciri) keras; 2 perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain; 3 paksaan;
Sedangkan kekejaman, artinya disebutkan sebagai berikut: kekejaman/ke·ke·jam·an/ n perihal (perbuatan, sifat) yang kejam; kebengisan.
Lantas yang banyak diberitakan di banyak media massa itu 'kekerasan' atau 'kekejaman'?
Di dalam dunia mengajar tentu dibutuhkan sebuah metode di mana guru memang harus menggunakan kekerasan. Keras bukan berarti kejam. Ini yang harus diperhatikan. Guru sebagai orang tua di dalam kelas harus tahu bagaimana mendidik anak-anaknya. Ketika di dalam kelas seorang gurulah yang benar-benar mengenal karakter setiap individu murid-muridnya. Setiap individu harus diperlakukan dengan metode yang berbeda-beda. Tujuannya adalah satu, untuk kebaikan murid itu sendiri. Guru harus jeli, kapan harus menggunakan kekerasan atau hanya sekedar memberi tugas kepada murid yang tidak menaati perintah.
Ketika di dalam kelas memang terkadang perlu untuk melakukan kekerasan kepada siswa yang bandel. Ada murid yang bisa dihukum dengan metode yang lunak, tetapi ada juga yang memang harus memakai kekerasan, seperti membentak, memegang tangan, atau yang lainnya. Lakukanlah dengan hati-hati dan sesuaikan dengan kondisi murid tersebut. Kekerasan hanya sebagai shock therapy, jangan terus-terusan dilakukan nanti malah semakin membuat siswa menjadi buruk peringainya.
Kemudian carilah formula-formula untuk menghukum siswa. Mulai dari menghafal rumus, membuat essay, atau membuat sebuah bagan tentang sebuah materi. Amati setiap perubahan tingkah laku tiap individu siswa di dalam kelas.
Metode hukuman harus dilakukan secara berkelanjutan. Guru harus membuat catatan-catatan perbaikan.
Source Image: optidaily.com
EmoticonEmoticon