Ciptaan Tuhan Yang Paling Berat
Tahukah
kamu apa ciptaan Tuhan yang paling berat diantara ciptaan-ciptaan-Nya yang
lain? Jawabannya akal.
Akal
merupakan anugerah luar biasa yang dikhususkan bagi manusia. Dengan akal,
manusia bisa membedakan dirinya dari hewan dan tumbuhan. Manusia mampu mengelola ciptaan Tuhan yang lainnya, seperti hewan, tumbuhan, dan
alam semesta.
Kenapa
Tuhan menganggap akal sebagai ciptaan-Nya yang paling berat? Karena selain
untuk mengelola makhluk ciptaan-Nya yang lain, akal juga berpotensi untuk
melawan penciptanya yaitu Tuhan itu sendiri.
Akal bukanlah organ yang berada di kepala. Akal di sini adalah secara jiwa. Seperti kata Imam Ghozali, akal yang dimaksud adalah akal yang tidak nampak.
Ia jauh
berada di dalam jiwa manusia. Secara fisik bisa dikatakan bahwa otak merupakan hardware
dari akal. Sedangkan akal adalah software-nya.
Akal memang ciptaan yang luar biasa. Tahukah kamu bahwa menurut penelitian, akal sadar manusia hanyalah lima persen dari keseluruhan kemampuan akal. Jadi bisa dibayangkan ketika kamu bisa mengaktifkan secara sadar kemampuan akal tersebut.
Seperti yang terjadi pada film fiksi ilmiah yang berjudul Lucy. Ia mampu
mengaktifkan seratus persen akalnya. Dan apa yang terjadi? Ia telah menyatu ke dalam
semesta raya. Tubuh manusianya tidak mampu untuk menampung kekuatan dan
pengetahuan yang sudah berada di luar jangkauan manusia.
Seperti makhluk hidup yang lain, akal juga membutuhkan nutrisi untuk hidup. Secara hardware akal membutuhkan asupan makanan yang sehat. Secara software akal membutuhkan bahan pengetahuan untuk berkembang.
Jika dianggurkan, maka ia akan layu. Membaca merupakan kegiatan untuk memberi asupan nutrisi bagi akal. Membaca teks tulisan mampu membangkitkan imajinasi akal.
Dan ini sangat berguna
bagi perkembangan pengetahuan. Berbeda ketika seseorang menyaksikan video, atau
di jaman modern seperti sekarang sibuk membaca di sosial media. Akal tidak bisa
berkembang dengan baik.
Di dunia sosial media, seseorang dihadapkan pada beragam tingkat pengetahuan yang saling bertemu dan beradu. Akal akan secara reflek mengikuti perilaku seseorang tersebut.
Ketika kamu membaca sebuah berita, kemudian di sana disajikan beragam komentar. Secara manusiawi, kamu akan dibawa kepada keadaan like and dislike, suka dan tidak suka.
Keadaan ini tidak bisa dikontrol. Ia berada di akal bawah
sadar. Ketika kamu larut ke dalam percakapan tersebut, secara tidak sadar akal
sadarmu telah dieliminasi oleh akal bawah sadar. Sehingga yang terjadi, kamu
akan mengedepankan perasaan dari pada akal sehat.
Tingkat
pengetahuan berperan penting untuk mengendalikan alam bawah sadar. Setidaknya,
seseorang bisa mendikte akal sadarnya sendiri terhadap fenomena yang ia hadapi.
Sehingga, ia tidak terjebak di dalam arus like and dislike yang
jelas-jelas membawa manusia ke dalam jurang kehancuran.
Menurut Imam Ghozali, untuk mencapai kebenaran sejati harus mampu lepas dari semua unsur referensi, atau taqlid, bahasa Jawanya ‘jarene’ (katanya). Mustahil seseorang bisa mengetahui secara pasti tentang rasa pedas tanpa ia sendiri telah merasakan pedasnya cabai.
Di dalam konsep Tuhan, Tuhan akan memberi
petunjuk kepada manusia setelah manusia itu mempraktekkan pengetahuannya.
Logikanya sederhana. Kamu tidak akan pernah bisa naik sepeda tanpa praktek secara langsung. Jatuh bangun kemudian luka-luka dan sebagainya.
Walaupun seumur hidup
belajar teori atau menonton video tentang bagaimana cara naik sepeda, tanpa
praktek langsung hanyalah omong kosong, tindakan yang sia-sia. Demikian juga
untuk mencapai kebenaran, seseorang harus terjun secara langsung.
Dengan keadaan demikian bisa dipahami bahwa keadaan like and dislike benar-benar membawa seseorang menjauhi akal sehatnya sendiri.
Dan yang terjadi bukan kebenaran yang didapatkan, akan tetapi kemarahan, kebencian, dan pertengkaran. Akal sehat akan dikalahkan oleh nafsu yang ia sendiri tidak bisa kendalikan.
Mungkin itu
juga sebagai alasan Tuhan yang mengatakan bahwa akal adalah ciptaan-Nya yang
paling berat. Berat bagi manusia untuk mengendalikannya, berat juga bagi Tuhan
untuk mengintervensinya.
EmoticonEmoticon